Pages

Ads 468x60px

Selamat Datang

TERIMA KASIH ANDA MENGUNJUNGI BLOG INI, SEMOGA BERMANFAAT !!!

Lombok Bukan Cabe


Orang-orang terutama dari luar lombok berpendapat bahwa, nama Pulau Lombok berasal dari nama tanaman Lombok atau Cabe Rawit yang rasanya pedas. Barangkali pendapat ini disesuaikan dengan tulisan namanya yang sekarang ” Lombok ” dan sesuai pula dengan pulaunya yang kecil mungil. Juga nama suku sasak, ada yang berpendapat, bahwa pada jaman dahulu, orang yang pertama kali datang sebagai penghuni Pulau Lombok, datang dengan menumpang sebuah rakit yang berarti ‘ Sasak “. Oleh sebab itulah maka, nama penduduknya dinamakan orang Sasak.



Versi lain, menamakan suku Sasak ini berasal dari Sang Saka. Tulisan lain, dari seorang pujangga terkenal dalam jaman Majapahit yaitu, Prapanca menulis nama Lombok ini, Lombo’ Mirah Sasak Adi ” ( Almarhum H. Lalu Lukman ).

Diuraikan juga pendapat bahwa, nama Sasak dan Lombok mempunyai kaitan yang erat, sehingga tidak dapat dipisahkan. Ia terjalin menjadi satu, yang berasal dari kata ” Sa’sa Lombo (dari bahasa Sasak). Sa’ berarti satu, dan Lombo’ berarti lurus.

Dalam beberapa literatur dan buku – buku lama, terdapat kata Lombo’ ditulis dengan tanda (‘winking ain, tidak memakai ‘K’ pada hurup akhirnya. Sementara dalam jaman Portugis, kata Lombo ditulis dengan memakai huruf ”q” pada huruf akhirnya, menjadi “Lomboq” dan terakhirnya sesudah jaman Belanda, ditulis dengan huruf “K” pada huruf terakhirnya menjadi “Lombok”.

Cara menyebut atau membacanya, yang sebenarnya tidak berbunyi “O” dalam logat Jawa, tapi “o”, yaitu Sa’sa Lombo” yang kemudian menjadi Sasak.Lombok’,yang berarti satu-satunya lurus.Oleh karena itu,nama Lombo’ ini berdiri sendiri dan selalu bergandengan .Lalu apa sebabnya kemudian kata “Sasak” dijadikan nama suku yang mendiami Pulau ini,dan kata “Lombok” dijadikan nama pulau?.Memang,antara penduduk dan pulau yang didiaminya tidaklah berpisah.Sebab,kedua kata ini memiliki kaitan .Kedua kata ini bagi penduduk Lombok mempunyai arti yang luas ,bahkan menjadi falsafah bagi penduduknya “Sa’sa” Lombo’”yang berarti secara letterlijk”satu-satunya kelurusan”,karena nama ini menjadi sumber hidup dan kehidupan suku sasak yang mendiami pulau ini.

Bahasa Sasak sangat sederhana yaitutidak ada kata tempat atau nama benda,paling banyak terdiri dari dua susku kata .Kalau ada kata-kata yang terdiri lebih dari dua suku ,tentunya datang dari luar,misalnya jendela,bendera(Portugis). Demikian pula untuk mendapatkan satu nama,pikiranya sangat sederhana,misalnya untuk mencari satu nama dalam suatu pengembangan desa,tidak pernah sulit untuk mencarikan nama dari desa yang baru itu dengan nama yang muluk-muluk.Cukup menambahkan dengan kata”timur”atau “barat”, misalnya nama Cakra Timur.Dalam pemecahannya lalu dinamai saja “desa Cakra Barat” atau semacamnya.Atau kalau kebetulan di tempat itu berdiri sebatang pohon,misalnya pohon asam,maka dusun yang dicarikan nama itu,cukup di namakan”Dasan Bagik” (Bagik=Asam) .Demikian pula untuk mencarikan nama baru dari benda yang baru di kenalnya ,yang datang dari luar ,umpamanya itik yang didatangkan dari Jawa,maka cukup namakan “Bebek Jawa” , “Sapi Bali” dan lain-lain.

Dari segi hidup dan kehidupan bermasyarakat ,suku Sasak juga bersandar dari Sa’sa’ Lombo’,sebagai cermin yang dianutnya .Karena kesederhanaan itu pulalah yang membawanya kepada penyerahan diri kepada Tthan (Tauhid).Taat kepada tuhan,taat kepada pemerintah dan taat kepada orang tua dalam arti kata yang luas .

Suku Sasak sangat teguh memegang apa yang diajarkan.Demikian pula di dalam bermasyarakat.Misalnya, di dalam menganut paham beragama ,sebagaimana di maklumi bahwa ,agama Islam pada mulanya dibawa oleh salah seorang dari Wali Songo ,kira-kira pada abad XVI yaitu ,Sunan prapen .Sudah tentu apa yang di bawa yang di bawa oleh penyebarnya dalam tingkat permulaan,tidak akan sempurna ,sebagaimana yang di jalankan sekarang.Karena dalam tahap permulaan ,ia akan merupakan satu agama peralihan .Maka untuk mengadakan penyempurnaan dari generasi yang kemudian sangat sulit,karena mereka sangat taat dengan ajaran yang sudah di terimanya dari guru yang pertama tadi .Hal ini terbukti pada masyarakat yang dinamakan ” Islam Waktu Telu”.

Contoh lain di dalam bermasyarakt ,penduduk Lombok sangat taat kepada orang tua yakni Ibu Bapak dan orang tua yang memang perlu di hormati .Misalnya ,di dalam satu kampung yang biasanya terdiri dari beberapa rumpun keluarga ,di dalam bermusyawarah atau membicarakan sesuatu ,jika orang tua atau yang dianggap lebih tua memberikan pendapat ,saran atau pandangan ,maka yang lain akan ikut pada saran atau pendapat itu.Karena berdasarkan kejujuran atau kesederhanaan ,orang yang lebih tua dan patut lebih di hormati itu tidak akan membohonginya. Itulah juga yang menjadi dasar bagi masyarakat “Waktu Telu” pada transisi bahwa, untuk menjalankan syari’at agama,lebih banyak diserahkan pada Kiyai dan Pemangkunya.

Sudah tidak dapat diragukan lagi,karena ini memang sudah sejalan dengan faham di dalam agama,yaitu taat kepada Tuhan,taat kepada Rasul dan taat kepada Pemerintah.Seandainya oknum yang memduduki pemerintah itu seorang yang tidak jujur ,lalu mengelabui rakyat untuk kepentingannya sendiri,dalam tingkat pertama juga akan di taatinya. Dalam hal ini nampak merupakan kelemahan bagi mereka yang secara bulat menyerahkan persoalannya kepada seorang Pemimpin yang ternyata menipunya .Mereka juga tidak akan membuat reaksi yang berlebih-lebihan ,paling-paling mereka akan menggerutu yang dalam sesenggak sasak mengatakan “ie penje ia penjahit, ie pete ie dait, bagus pete bagus tedait, lenge pete lenge tedait”, yang artinya ; bagus di cari bagus yang di dapat , buruk dicari buruk yang di dapat .Pada hakekatnya pengertiannya menyerahkan kepada Tuhan yang nanti menentukan .

Paham semacam diatas, kadang-kadang kalau ditinjau dari segi bermasyarakat terutama pada zaman sekarang ini ,merupakan suatu kelemahan yang dapat saja di eksploitir oleh pihak lain.Tapi kalau di tinjau dari segi kenyakinan , pada hakekatnya merupakan suatu keyakinan iman,bahwa segala sesuatu berada di tangan Tuhan. Dari uraian hal-hal diatas itulah di simpulkan, nama suku Sasak dan Pulau Lombok ini berasal dari “Sa’sa’ Lombo’” yang kemudian menjadi Sasak untuk nama suku yang menghuninya dan Lombok untuk nama pulau yang sekarang kita kenal dengan nama pulauLombok, Pulau Seribu Masjid.