A. Pengertian Aktivitas Pembelajaran
Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar. Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik.
Proses pembelajaran dialami sepanjang hayat seorang manusia serta dapat berlaku di manapun dan kapanpun.
Pembelajaran mempunyai pengertian yang mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda. Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai sesuatu objektif yang ditentukan (aspek kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta keterampilan (aspek psikomotor) seseorang peserta didik. Pengajaran memberi kesan hanya sebagai pekerjaan satu pihak, yaitu pekerjaan guru saja. Sedangkan pembelajaran juga menyiratkan adanya interaksi antara guru dengan peserta didik.
Teori yang membahas tentang pembelajaran adalah teori preskriptif tujuan utama teori ini menetapkan suatu metode pembelajaran yang optimal, dimana metode yang optimal ditempatkan sebagai variabel yang diamati atau metode pembelajaran sebagai variabel tergantung. Bisa kita mengerti teori ini menaruh perhatian pada bagaimana seseorang mempengarui orang lain agar terjadi proses belajar dan teori ini sebagai goal oriented (untuk mencapai tujuan). Dapat kita simpulkan teori pembelajaran ini berurusan dengan upaya mengontrol variabel-variabel yang dispesifikasikan dalam dalam teori belajar agar dapat memudahkan belajar.
B. Tujuan Aktivitas Pembelajaran
Tujuan pembelajaran disini dibagi menjadi dua jenis, tujuan pembelajaran tersebut adalah:
1. Pengertian tujuan pembelajaran umum
Tujuan pembelajaran umum adalah pernyataan tentang kemampuan atau tingkah laku siswa sebagai hasil belajar yang masih bersifat umum. Dikatakan umum disini karena kemampuan tersebut belum tegas dalam arti masih dalam bentuk kemampuan internal yang tidak teramati dan tidak terukur. Diantara contoh pernyataan TPU adalah Setelah mengikuti sesi ini siswa memahami tentang cara memeriksa adany gangguan yang terjadi pada sistem pengapian motor bakar 4 tak pemahaman seseorang masih sulit diukur dan diamati oleh sebab itu TPU tersebut masih perlu dijabarkan menjadi TPK.
2. Pengertian tujuan pembelajaran khusus
Tujuan pembelajaran khusus adalah pernyataan tegas tentang kemampuan atau tingkah laku sebagai hasil belajar . yang dimaksud adalah menggunakan kata kerja operasional yang dapat diamati atau diukur
Contohnya : menyebutkan berbagai gangguan sistim pengapian yang mungkin terjadi pada motor bakar 4 tak.
C. Model Aktivitas Pembelajaran
1. Pembelajaran secara individu
Pembelajaran secara individual adalah kegiatan mengajar guru yang menitik beratkan pada bantuan dan bimbingan belajar pada masing-masing individu. Bantuan dan bimbingan kepada masing-masing individu juga ditemukan pada pembelajaran klasikal, tetapi prinsipnya berbeda. Pada pembelajaran individu, guru member bantuan pada masing-masing pribadi. Sedangkan pada pembelajaran klasikal. Guru memberi bantuan secara umum pada pribadi. Uraian selanjutnya ada di bawah ini.
a. Tujuan pengajaran Pada Pembelajaran Secara Individual
Perilaku belajar-mengajar di sekolah yang menganut system klasikal tampak serupa. Dalam kelas terdapat siswa yang rata-rata berjumlah empatpuluhan orang. Guru membantu siswa yang mengalami kesukaran.
b. Siswa dalam Pembelajaran Secara Individual
Kedudukan siswa dalam pembelajaran individual bersifat sentral. Pembelajar merupakan pusat pembelajaran. Berbeda dengan pengajaran klasikal, maka siswa memiliki keleluasaan berupa (i) keleluasaan belajar bedasarkan kemampuan sendiri, (ii) kebebasan menggunakan waktu belajar, dalam hal ini siswa bertanggung jawab atas segala yang dilakukannya, (iii)keleluasaan dalam mengontrol kegiatan, kecepatan, dan intensitas belajar, dalam rangka mencapai tujuan belajar yang ditetapkan, (iv) siswa melakukan penilaian sendiri atas hasil belajar, (v) siswa dapat mengetahui kemampuan dan hasil belajar sendiri, serta, (vi) siswa memiliki kesempatan untuk menyusun program belajarnya sendiri.
c. Guru dalam Pembelajaran secara individual
Disini guru hanya bersifat membantu. Bantuan guru berkenaan dengan komponen pembelajaran berupa (i) perencanaan kegiatan belajar, (ii) pengorganisasian kegiatan belajar (iii) penciptaan pendekatan terbuka antara guru dengan siswa selanjutnya (iv) fasilitas yang menunjang belajar
d. Program Pembelajaran dalam Pembelajaran Individual
Program pembelajaran individual merupakan usaha memperbaiki kelemahan pengajaran klasikal dari segi kebutuhan pembelajaran individual lebih efektif karena siswa belajar sesuai dengan programnya sendiri.
e. Orientasi dan Tekanan Utama Pelaksanaan
Program pembelajaran individual berorientasi pada pemberian bantuan kepada setiap siswa agar ia dapat belajar secara mandiri.
2.Pembelajaran secara kelompok
Dalam kegiatan belajar mengajar di kelas adakalanya guru membentuk kelompok kecil. Kelompok tersebut umumnya terdiri dari 3-8 orang siswa. Dalam kelompok kecil guru memberikan bantuan atau bimbingan tiap anggota lebih intensif. Uraian selanjutnya ada di bawah ini:
--> Tujuan Pengajaran Pada Kelompok Kecil
Pembelajaran pada kelompok kecil merupakan perbaikan dari kelemahan pengajaran klasikal. Siswa dalam kelompok kecil adalah anggota kelompok yang memecahkan permasalahan kelompok. Kelompok kecil adalah satuan kerja yang kohensif dan kompak.
3. Program based learning
Dalam model pembelajaran ini, sering digunakan akronim PBL, diorientasikan kepada pemecahan berbagai masalah terutama yang terkait dengan aplikasi materi pembelajaran didalam kehidupan nyata. Selama siswa melakukan kegiatan memecahkan masalah, guru berperan sebagai tutor yang akan membantu mereka mendefinisikan apa yang mereka tidak tahu dan apa yang mereka perlu ketahui untuk memahami dan atau memecahkan masalah.perbedaan yang mencolok disebabkan dalam PBL siswa lebih menyenangi pendekatan ini, menjadi termotifasi untuk belajar. Karena motifasi merupakan kekuatan besar dan syarat yang mutlak terciptanya kesadaran kegiatan belajar pembelajaran dalam diri siswa.
4.Program Cooperative Learning
Berbeda dengan model pembelajaran kompetisi dan model individual learning yang menitik beratkan proses dan pencapaian belajar dan pembelajaran pada prestasi setinggi-tingginya yang siswa secara individual. Model Cooperative learning didasari oleh falsafah bahwa manusia adalah makhluk social. Oleh karena itu model pembelajaran ini tidak menegenal kompetisi antara individu. Model ini juga tidak memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar dengan kecepatan dan iramanya sendiri. Sebaliknya model ini menekankan kerjasama atau gotong-royong sesame siswa dalam mempelajari materi pelajaran.
5. Model Quantum Teaching
Dalam model pembelajaran ini dimaksudkan untuk mendorong terjadinya interaksi antara siswa, siswa dengan guru, siswa dengan fasilitas belajar lainnya secara terarah sesuai dengan karakteristik diri, potensi dan kebutuhan individual siswa guna mengerahkan seluruh energinya untuk mencapi kegemilangan dalam belajar.
D. Hasil Aktivitas Pembelajaran
Hasil aktivitas pembelajaran dapat diketahui melalui evaluasi. Dari hasil evaluasi dapat diketahui sejauh mana keberhasilan kegiatan pembelajaran yang telah dilaksankan sebelumnya.
Evaluasi atau tes yang baik harus memenuhi tiga kriteria atas syarat: Valid, Reliable, dan Praktis >>:
1. Valid
Suatu evaluasi dikatakan valid apabila tes tersebut mengukur apa yang sebenarnya diukur. Contoh yang relevan adalah tes objektif bentuk pilihan jamak. Dalam bentuk soal seperti itu jawaban yang diberikan siswa tidak sepenuhnya menggambarkan kemampuan siswa dalam materi yang diujikan, karena tidak tertutup kemungkinan bahwa secara tidak langsung justru menguji kemampuan siswa dalam menebak. Evaluasi objektif yang memiliki validitas yang tinggi di antaranya adalah tes dengan bentuk isian. Dalam tes dengan bentuk isian, siswa tidak dapat menebak, dan jawaban yang diisikan menggambarkan kemampuannya. Begitu juga dengan tes uraian atau essay. Siswa tiak akan bisa menebak jawaban dari soal bentuk uraian. Kemampuannya secara valid tercermin dari jawaban yang ditulisnya.
2. Reliable
Reliabilitas atau keajegan suatu tes atau evaluasi adalah kemampuan tes dalam memberikan hasil yang konsisten sekalipun terjadi penggantian penguji. Begitu juga jawaban yang benar atas soal akan selalu tetap. Tes objektif dalam hal ini memiliki relibilitas yang tinggi. Dalam tes jenis pilihan jamak contohnya, mempunyai hanya satu option yang benar. Kapanpun dan oleh siapapun tes digunakan, option atau jawaban yang benar tidak berubah (misalnya option c).
Sedangkan tes uraian adalah tes dengan reabilitas yang rendah. Dengan tes jenis ini dimungkinkan adanya dua jawaban yang berbeda dari dua orang yang berbeda, tetapi diinterpretasi atau diberi nilai yang sama oleh guru penilai yang sama. Sebaliknya, guru yang berbeda ketika menilai satu kertas kerja dari seorang siswa yang sama akan diinterpretasikan secara berbeda dan memberikan nilai yang berbeda pula.
3. Praktis
Sebaik apapun validitas dan reabilitas suatu tes, masih perlu dipertimbangkan apakah tes tersebut cukup praktis diterapkan. Praktis di sini meliputi dana, waktu, kemampuan penguji dan pengolah. Tes praktik kedokteran dengan menggunakan paien sebenarnya sangat valid dan reliable. Tetapi metode tes seperti ini tidak praktis Karen sangat sulit mengumpulkan pasien dengan keluhan yang sama untuk sejumlah peserta tes.
Daftar Pustaka
Gintings, abdorrakhman. 2008. Esensi Praktis Belajar & Pembelajaran. Bandung: Humaniora
Brooks, J.G. Brooks, M.G. 1993.In Search of Understanding The Case for Constructivist Classrooms. USA: ASCD (referensi halaman 9-12).
Harlen.1987. Primary science … taking the plunge. London: Heinemann Educational Books Ltd (referensi halaman 9-12).